Meski Dikecam, TikTok Balik Lagi ke Pakistan

Platform media sosial China TikTok kembali beroperasi di Pakistan pada Sabtu (7 Maret 2021). Hal ini terjadi karena pengadilan daerah mencabut penangguhan layanan media sosial.
Mengutip AFP, Otoritas Telekomunikasi Pakistan (PTA) memblokir akses untuk ketiga kalinya pada Kamis setelah pengadilan Sindh memutuskan untuk mendengarkan petisi dari warga. Petisi tersebut menyatakan bahwa warga tidak setuju untuk menerima konten dewasa yang tersebar luas di media sosial.

Pada hari Sabtu, pengadilan Sindh memutuskan untuk mengizinkan TikTok melanjutkan operasi, tetapi memerintahkan penghapusan konten yang tidak pantas.

Larangan sementara ini adalah ketiga kalinya Pakistan memberlakukan TikTok. Platform tersebut pertama kali ditangguhkan pada Oktober setelah otoritas telekomunikasi menuduhnya mengandung konten “tidak bermoral” dan “cabul”.

Pada bulan Maret, PTA melarang TikTok lagi setelah pengadilan provinsi di Peshawar menyerukan agar platform tersebut dicabut. Hakim pengadilan berpendapat bahwa mosi itu “merugikan kaum muda” Pakistan. Mereka juga mengklaim bahwa “video yang diunggah melanggar norma dan nilai negara”.

TikTok sendiri mengumumkan pada Rabu (30 Juni 2021) bahwa mereka telah menghapus lebih dari enam juta video dari layanannya di Pakistan dalam tiga bulan terakhir. Mereka menambahkan bahwa sekitar 15% konten di media sosial termasuk video porno.

Sementara itu, kebijakan ini telah diterima dengan cara yang agak membingungkan oleh beberapa pejabat di tanah air. Mereka menganggap keputusan terkait TikTok selalu bersifat sementara dan belum ada keputusan.

“Saya bingung setelah membaca keputusan untuk menangguhkan TikTok,” tweet Menteri Penerangan Fawad Chaudhry.

Di samping pemerintah, para pendukung kebebasan berbicara kembali mengkritik penyensoran dan kontrol pemerintah terhadap Internet dan media Pakistan. Penangguhan TikTok telah dikritik oleh basis penggemar besar platform berbagi video di Pakistan, banyak dari mereka menggunakannya untuk memasarkan dan menjual barang secara online.

Di sisi lain, beberapa kubu Islam konservatif di Pakistan mengatakan bahwa banyak konten di TikTok mempromosikan konten vulgar dan LBGQT.